UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama : Masdin
NIM : 707612162
Mata Kuliah : Perencanaan Pendidikan
Dosen : Prof.
Dr. H. Ansar, M.Si
Dr.
Arwildayanto, M.Pd
Jurusan : Manajemen Pendidikan
1. Dalam logika berpikir yang konstruktif , Planning
merupakan hal yang esensial dalam organisasi, coba jelaskan reasoning-nya ? Relevansinya dengan kebutuhan tugas anda, serta apa yang anda maksud
dengan education planning secara teoritis maupun best practice-nya.
Jawaban :
1) Perencanaan
dipandang penting dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan
:
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedomanbagi pelaksana kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam
masa pelaksanaan yang akan dilalui, mengenai potensi dan prospek perkembangan
dan juga mengenai hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi.
c.
Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternative tentang cara yang terbaik.
d.
Adanya skala prioritas
e.
Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat ukur.
2) Peran Perencanaan bagi seorang guru sangat besar dan penting dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar siswanya. Sebelum malaksanakan proses pembelajaran
dikelas guru dituntut membuat perencaan berupa penyusunan program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajran (RPP),
program evaluasi sebagai bahan dan sumber serta petunjuk dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien berdaya guna.
3) Education planning (perencanaan
pendidikan) merupakan suatu rangkaian proses penyusunan berbagai keputusan untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa akan
datang dan mengenai apa yang diharapkan terjadi (misal peristiwa, keadaan, suasana) dalam bidang pendidikan yang didasarkan
pada data yang konkrit untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Di dalam perencanaan pendidikan pimpinan harus yakin akan pentingnya
perencanaan, memberi dukungan, menggunakan secara bersungguh-sungguh dalam
pembuatan keputusannya. Perencanaan harus melibatkan pihak-pihak lain dari
tingkat rendah, para guru, pegawai, siswa, dan orang tua, yang harus
menghasilkan program-program yang berpusat pada siswa/murid; menjadi jalan
istimewa yang terus berkembang, luwes dan mampu menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan; dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi penjelas dari tahap-tahap
yang dikehendaki dengan melibatkan sumber daya sekolah dalam pembuatan
keputusan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pendidikan yang efektif akan akan
menghasilkan program yang luwes dan berpusat pada keberhasilan belajar siswa.
2. Jelaskan beberapa pendekatan perencanaan pendidikan,
berikan contoh aplikasinya di dalam aktivitas sehari-hari dalam tugas mengelola
pendidikan.
Jawaban :
a.
The Social
Demand Approach (pendekatan kebutuhan sosial).
Pendekatan social demand adalah
pendekatan dalam perencananan pendidikaan yang didasarkan atas tuntutan atau
kebutuhan sosial akan pendidikan, misalnya masyarakat
yang manakah yang dijadikan ukuran, kebutuhan
manakah yang dimaksudkan (sekarang
atau masa yang akan datang), dan kapan. Kebutuhan
sosial itu merupakan kebutuhan
yang brsifat populer. Kebutuhan itu terasa apabila terjadi jurang antara
penyediaan dan kebutuhan. Kebutuhan
itu dapat dipengaruhi oleh pemerintah dan
pada dasarnya lebih mudah menaikkan kebutuhan daripada menurunkan kebutuhan
masyarakat akan pendidikan. Kebutuhan sosial
akan pendidikan itu sangat sulit, bahkaan kadang-kadang tidak mungkin, kecuali
kalau ada wajib belajar.
Contoh aplikasinya
di dalam aktivitas sehari-hari dalam tugas mengelola pendidikan: pemberian layanan program paket belajar , pembelajaran
untuk membebaskan populasi usia sekolah dari tuna aksara (buta huruf), serta pengambilan keputusan mengenai kenaikan
kelas, kelulusan, dan dropout.
b.
Manpower Approach (pendekatan ketenaga kerjaan).
Pendekatan ini menekankan pada pendayagunaan tenaga kerja hasil suatu
sistem pendidikan. Perencanaan pendidikan yang
menggunakan pendekatan terhadap rekrutmen ketenagakerjaan akan
mengidentifikasikan mengenai besarnya kebutuhan tenaga kerja untuk suatu kurun
raktu tertentu. Perlu diperhatikan pula bahwa perhitungan kebutuhan tenaga
kerja sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia maupun yang akan tersedia
tidak lepas dari faktor kulaitas yang diharapkan. Semuanya ini mempunyai
implikasi bahwa seorang perencana pendidikan setidak-tidaknya dapat memprediksi
kemungkinan-kemungkinan perkembangan baik secara kulaitas maupun secara
kuantitas. Pendekatan ini banyak digunakan
karena dapat menghindarkan terjadinya pemborosan serta pengangguran terdidik
pada jangka waktu tertentu. Pendekatan ini mengutamakan kepada keterkaitan
lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai
sektor pembangunan seperti sektor ekonomi, pertanian, perdagangan, dan industri.
Tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu diperlukan untuk membantu
lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik hingga tingkat kehidupannya
dapat diperbaiki melalui penghasilan sangat menarikkarena dikaitkan
langsung dengan usaha pemenuhan kebutuhan dasar setiap orang.
Contoh aplikasinya
di dalam aktivitas sehari-hari dalam tugas mengelola pendidikan: kerjasama lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan industri, untuk
meminimalisir terjadinya kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha, pelaksanaan PSG (pendidikan sistem
ganda) pada SMK.
c.
Cost-Benefit
Approach (pendekatan biaya-manfaat).
Penentuan
besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan atau
efektivitas yang akan diperoleh. Pendekatan
ini bersifat ekonomi dan berpangkal dari konsep Investment in Human Capital atau investasi pada sumber daya manusia.
Setiap investasi harus mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai
moneter. Pendidikan memerlukan investasi yang besar dan karena itu keuntungan
dari investasi tersebut harus dapat diperhitungkan bilamana pendidikan itu memang mempunyai
nilai ekonomi. Pendidikan ini menitikberatkan pemanfaatan biaya secermat
mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pendidikan ini hanya diadakan jika benar-benar
memberikan keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun
peserta didik.
Contoh aplikasinya
di dalam aktivitas sehari-hari dalam tugas mengelola pendidikan: pembukaan sekolah-sekolah Magister Manajemen, Magister Bisnis
Administrasi, dan kursus-kursus.
d.
Cost
Effectiveness Approach (Pendekatan keefektifan biaya).
Pendekatan yang sering digunakan dalam menganalisis program-program yang berhubungan dengan
institusi atau lembaga-lembaga tertentu. Proyek-proyek pendidikan cocok
menggunakan teknik ini terutama dalam mengkomperasikan biaya dan kefektifan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Dengan pendekatan ini, maka fungsi utama
dari perencanaan pendidikan berusaha mengadakan assesmen tentang efektivitas
dengan jalan menentukan hubungan antara tujuan-tujuan pendidikan yang
diharapkan dengan hasil yang dicapai oleh proyek-proyek pendidikan itu.
Contoh aplikasinya
di dalam aktivitas sehari-hari dalam tugas mengelola pendidikan: pemanfaatan lingkungan sekitar dalam mendukung
pendidikan.
3. Jelaskan beberapa persoalan yang seringkali
anda hadapi dalam aktivitas perencanaan, bagaimana anda mensikapi persoalan
itu.
Jawaban :
a. Masalah
sumber daya manusianya (dari segi inteligensi).
Masalah SDM bukan disebabkan
karena rendahnya pendidikan yang dimiliki tiap orang, tetapi inti masalahnya
terletak pada lemahnya kemampuan inteligensi yang dimiliki terutama dalam hal
kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara tepat serta merespon setiap
permasalah yang terjadi. Menyikapi hal tersebut dengan menyederhanakan rumusan
kalimat program perencanaan, menyampaikan atau menjelaskan secara
berulang-ulang dan dengan menggunakan contoh yang sederhana pula.
b. Masalah pendanaan
Setiap
kegiatan tentunya membutuhkan biaya untuk merealisasikannya dalam bentuk nyata,
kendalanya dana yang dimiliki kadang tidak mencukupi (minim), Untuk menyikapi hal tersebut biasanya memperpendek waktu
pelaksanaan, misal waktu pelaksanaan pemantapan materi (les) disesuaikan dengan
dana yang ada, mengutamakan program yang utama, misal kegiatan ektra di bidang
olah raga dipilih cabang unggulan.
c. Masalah Ketidakjelasan
Program perencanaan.
Kepala
sekolah yang ditunjuk/diangkat kadang kalah belum memenuhi syarat untuk menjadi
kepala sekolah atau tidak memiliki kemampuan dalam mengelolah sekolah termasuk
membuat perencanaan, sehingga dalam alur perjalanan pengelolaan sekolah nampak seperti tiba masa tiba akal, dan ini
menandakan ketidakjelasan program prioriatas yang akan dilaksanakan termasuk
oleh para bawahan. Untuk menyikapi hal tersebut langka yang
ditempuh memposisikan diri selalu proaktif untuk memberi masukan-masukan yang bersifat pengembangan
serta memposisikan diri untuk terlibat
langsung dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Jelaskan beberapa model perencanaan
pendidikan, Model apa yang sering anda gunakan dalam membuat perencanaan dalam
tugas anda sehari-hari, kenapa memilih model tersebut.
Jawaban :
a. Top-Down
Planning, model perencanaan yang dibuat pada tingkat atas kemudian disampaikan
kepada perencana di tingakat menengah dan terus ke tingkat bawah. Model ini
biasanya dalam jenis perencanaan bersifat makro atau nasional.
b. Diagonal-Horizontal
Planning, Model yang dilaksanakan pada waktu penyusunan perencanaan lintas
sektoral. Biasanya dilakukan oleh top-level manager. Model ini biasanya
membicarakan kebijakan-kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan
dasar.
c. Rolling-Plan,
model ini dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka panjang.
Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan tahunan, jika
tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan dilanjutkan kepada tahun
berikutnya, atau apabila terjadi sasaran pada suatu perencanaan lima tahun
tidak tercapai maka akan diguliskan pada sasaran lima tahun berikutnya.
d. Master
Plan untuk pendidikan, model yang bersifat jangka panjang, perencanaan strategi
sebagai contoh dengan adanya pendidikan dari taman kanak-kanak sampai tingkat
lebih tinggi akan menghasilakan sekolah dan prestasi pelajar yang lebih tinggi
di setiap sekolah atau perguruan tinggi, dan mempersiapkan pelajar memasuki
dunia kerja.
e. Model Perencanaan Komperehensif, model ini
terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan
dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik kearah tujuan-tujuan yang
lebih luas.
f. Target
Setting, model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam
persiapannya dikenal: model untuk memproyeksikan jumlah siswa
terdaftar di suatu sekolah, model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk, model memproyeksi kebutuhan tenaga kerja.
g. Model
Costing (pembiayaan)
dan keefektifan biaya, model ini sering digunakan
untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria
efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang
paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara
proyek-proyek yang menjadi alternative penanggulangan masalah yang dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa
pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak
terlepas dari masalah pembiayaan. dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama
proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan manfaat tertentu.
h. PPBS
(planning, programming, budgeting system), model
ini bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran
dipandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS
merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih
efektif. PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan
tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya biaya
dan alternative dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan kegiatan
program jangka panjang. PPBS adalah suatu system perencanaan, penyusunan, program, dan panganggaran.
PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang
lebih efekif.
Model yang sering saya gunakan dalam membuat perencanaan dalam tugas sehari-hari adalah model PPBS (planning,
programming, budgeting system), karena model
ini secara langsung cocok dengan tugas-tugas seorang guru. Sebelum melaksanakan
proses pembelajaran butuh perencanaan (RPP) dan adanya program (tahunan dan
semester) serta mempertimbangkan pembiayaan yang berupa bahan ajar, alat
peraga, dan media sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar